Rabu, 27 April 2011

Makanan cepat saji Bukan Satu-satunya penyebab Kanker


(Foto: gettyimages)
(Foto: gettyimages)
JUNK food telah lama dihubungkan dengan risiko kanker. Nyatanya, sebagian orang yang dinyatakan menderita kanker ditengarai akibat makanan yang memang bikin kecanduan ini.

Cerita seputar junk food dan kanker sempat diutarakan Andien dalam sebuah pemberitaan. Penyanyi jazz ini telah menjalani operasi pengangkatan kanker payudara pada 2002 silam.

Lewat diagnosa dokter, Andien disebut terlalu banyak mengonsumsi “makanan sampah” yang lebih sering disebut makanan siap saji. Padahal, tidak ada riwayat kanker dalam keluarganya.

Lantas, seberapa besar pengaruh junk food bagi kontribusi pertumbuhan sel-sel kanker?

“Virus dan imunitas tubuh adalah dua faktor risiko utama berkembangnya kanker dalam tubun. Faktor risiko lain termasuk merokok, obat-obatan. Junk food? faktor itu hanya bersifat bad luck,” jelas Profesor Ian Frazer, pencipta vaksin human papillomavirus (HPV) pada kuliah dan pemutaran film “Catching Cancer” di Fakultas Kedokter Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa (26/4/2011).

Seperti diketahui, penularan kanker serviks umumnya melalui hubungan seksual. Faktor risiko lain yang menghantui kanker dengan tingkatan-tingkatannya, yakni usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seks (risiko 16 kali lebih besar pada usia di bawah 16 tahun dibandingkan di atas 19 tahun), jarak singkat antara mulai haid dan berhubungan seks (risiko 26 kali lebih besar jika kurang dari setahun dibanding di atas 10 tahun), jumlah pasangan (risiko 3,6 kali lebih besar bila pasangan lebih dari 4 orang dibanding hanya 1 orang), kutil pada genital, dan merokok.

“HPV adalah virus yang paling umum. Sejak pertama kena, dia tumbuh dan selama dua tahun bisa menginfeksi orang lain. Memang, Anda tidak merasakan sakit karenanya, tapi Anda tahu ada virus yang berkembang dalam tubuh. Butuh 10-20 tahun infeksi sebelum akhirnya berkembang menjadi kanker,” papar dosen imunologi program sarjana dan pascasarjana Universitas Queensland, Australia, ini selama sesi diskusi.

Maka untuk upaya pencegahan lebih maksimal, aktivitas seksual yang sehat sepatutnya dibarengi dengan mengatur pola makan, menghindari rokok, alkohol, dan makanan berlemak tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar