Rabu, 27 April 2011

Cek Kesehatan sebelum Menikah, Cegah Lahirnya Bayi Thalassaemia



(Foto: gettyimages)
(Foto: gettyimages)
TAHUKAH Anda, sebanyak 0,5 persen dari total populasi di Indonesia menderita thalassaemia? Faktanya, 1 dari 10 penduduk Indonesia merupakan pembawa sifat thalassaemia.

Thalassaemia atau kelainan sel darah merah yang diturunkan, termasuk kelompok anemia hemolitik—sel darah merah yang dibentuk mudah pecah—yang dasarnya genetik (bawaan). Thalassaemia terbagi atas dua jenis, yakni thalassaemia mayor dan thalassaemia minor.

Thalassaemia mayor ditandai gejala anemia serta pembesaran limpa dan hati, sementara thalassaemia minor tidak menunjukkan gejala yang berarti, selain anemia yang sangat ringan. Penderia thalassaemia minor merupakan pembawa sifat thalassaemia, sehingga tidak perlu diobati. Berbeda dengan penderita thalassaemia mayor yang harus mendapatkan transfusi darah setiap bulan selama seumur hidup untuk menurunkan kadar hemoglobin (Hb) di atas 9g/dL. Sehingga, penderita dapat menjalani aktivitasnya sehari-hari dengan normal.

"Bagaimana seseorang dapat menjadi penderita thalassaemia mayor atau minor, penyakit ini diturunkan dari orangtua ke anak. Jika ayah dan ibu pembawa sifat, maka kemungkinan 25 persen salah satu anak yang dilahirkan akan menderita thalassaemia mayor. Atau jika ayah pembawa sifat sedangkan ibu normal, maka kemungkinan 50 persen dua anaknya akan menjadi pembawa sifat," papar Evita Rivain Rachman, Ketua Area Jabodetabek Rotary Club D3400, penyelenggara "Program Cegah Thalassaemia" yang ditemui okezone di Gran Melia Hotel, Jakarta, Selasa (26/4/2011) malam.

Evita menekankan pentingnya cek kesehatan pranikah bagi calon suami-istri.

"Penting untuk memeriksakan darah Anda dan kekasih sebelum menikah. Ini sangat efektif untuk mencegah lahirnya penderita thalassaemia mayor baru," imbuhnya.

Evita menekankan, konsultasi pernikahan juga perlu dilakukan. Anda perlu tahu apakah Anda atau pasangan merupakan pembawa sifat thalassaemia, sebab pernikahan antarsesama pembawa sifat thalassaemia tidak dianjurkan.

Bila pernikahan tidak terhindarkan, maka diagnosis prenatal (pemeriksaan janin pada kehamilan 10-12 pekan) merupakan pilhan selanjutnya. Lewat pemeriksaan ini, Anda dan pasangan akan dapat mengetahui apakah janin yang dikandung akan lahir dengan thalassaemia mayor atau tidak.

"Atau, jika memang sudah cinta, menikahlah. Namun, sebaiknya berkomitmen untuk tidak memiliki anak. Sebab hidup si anak akan sulit, biaya pengobatannya juga tidak sedikit," tukasnya.

Evita menjelaskan, transfusi darah yang harus dilakukan penderita thalassaemia mayor tidaklah murah. Setiap tahun, mereka harus mengeluarkan dana sebesar Rp200-300 juta.

"Transfusi darah yang mereka lakukan tidak hanya sehari, tapi dalam sebulan harus dilakukan selama enam kali agar penderita bisa melakukan aktivitas dengan normal," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar