Sabtu, 12 Maret 2011

Pekan Depan, AOGIN Siap Rumuskan Penanganan Kanker Serviks


Sabtu, 12 Maret 2011 - 17:01 wib

Fitri Yulianti - Okezone

(Foto: gettyimages)
(Foto: gettyimages)
KANKER serviks merupakan kanker dengan jumlah penderita kedua terbanyak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Fakta ini tentu sepatutnya menjadi keprihatinan kaum wanita.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya di dunia terdapat 500.000 kasus baru kanker serviks. Parahnya, kematian terjadi pada separuh kasus yang ada, yaitu 250.000 di mana hampir 80 persen kasus terjadi di negara berpendapatan rendah.

Di Indonesia, lebih dari 70 persen kasus kanker serviks ditemukan saat sudah stadium lanjut (di atas stadium 2B), dengan angka kejadian setiap satu jam seorang wanita meninggal karena kanker serviks.

Kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV), memiliki angka kejadian dan kematian yang cukup tinggi. Namun, penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi HPV dan dengan melakukan deteksi dini yang dapat menemukan kelainan dalam stadium prakanker sehingga dapat dilakukan terapi secepatnya.

Kenyataan ini yang mendorong Asia-Oceania Research Organization in Genital Infection and Neoplasia (AOGIN) untuk mengadakan pertemuan internasional “Holistic Approach to Eradicate Cervical Cancer” di Bali pada 17-19 Maret 2011.

Pertemuan akan dihadiri Menteri Kesehatan dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan serta diikuti ratusan dokter ginekolog (ahli kandungan), epidemiolog, patolog, onkolog (ahli kanker), dokter umum, ilmuwan, pembuat kebijakan (pemerintah), dan lembaga swadaya masyarakat.

“Tujuan diadakannya pertemuan AOGIN di Indonesia ini adalah meningkatkan kesadaran dan memulai tindakan untuk melakukan pencegahan kanker serviks. Ini merupakan upaya percepatan program pencegahan kanker serviks melalui koalisi nasional dan internasional sebagai upaya mengurangi beban akibat penyakit ini,” papar Ketua Kehormatan AOGIN Prof.Dr.dr. Andrijono, Sp.OG (K) dalam siaran persnya.

“Kanker serviks menjadi tema besar tahun ini karena program pengendalian kanker serviks begitu penting ditinjau dari besarnya beban sosial dan ekonomi yang ditimbulkan penyakit ini, sementara terdapat program pencegahan yang efektif dan potensial melalui deteksi dini. Perlu diingat bahwa kanker serviks sangat dapat dicegah,” lanjut Prof. Andrijono yang juga Wakil Ketua HOGI (Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia) dan Wakil Ketua IPKASI (Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks Indonesia).

Acara AOGIN terdiri dari workshop ilmiah yang mengangkat berbagai aspek klinis dan perkembangan ilmu kedokteran berkaitan dengan kanker serviks dengan menampilkan lebih dari 40 dokter sebagai pembicara.

Dr. dr. Laila Nuranna,Sp.OG (K) Ketua Panitia Penyelenggara AOGIN Indonesia menjelaskan, pada 17 Maret akan diadakan berbagai workshop medis untuk para dokter mengenai kolposkopi, sitologi, dan patologi kanker serviks.

“Pada hari yang sama juga akan diadakan workshop mengenai perspektif koalisi, kebijakan dan masyarakat, yang diikuti oleh dinas kesehatan, pembuat kebijakan layanan kesehatan, pelaku komunikasi kesehatan dan lembaga swadaya masyarakat. Pada workshop ini, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dijadwalkan akan memberi pemaparan mengenai “Peranan Organisasi Wanita dalam Eradikasi Kanker Serviks di Indonesia,” paparnya.

Konferensi AOGIN pada 18 Maret akan diawali dengan plenary session dan dijadwalkan Menteri Kesehatan akan memberikan keynote speech dengan tema “Holistic Approach to Eradicate Cervical Cancer in Indonesia”.

Plenary session akan diikuti konferensi yang terbagi menjadi dua sesi pararel dengan mengangkat berbagai aspek yang berbeda yaitu perspektif klinis dan perspektif laboratorium, sitologi dan histopatologi. Konferensi di dua ruang ini akan berlanjut hingga 19 Maret dengan aspek yang berbeda.

Acara AOGIN ini didukung oleh GlaxoSmithKline (GSK), Merck Sharp & Dohme (MSD), dan  melibatkan berbagai organisasi masyarakat seperti IPKASI (Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks Indonesia), YKI (Yayasan Kanker Indonesia), FCP (Female Cancer Program).

AOGIN merupakan organisasi internasional yang memiliki visi untuk mengurangi angka insiden akibat infeksi oleh humanpapilomavirus (HPV) pada sistem reproduksi wanita. AOGIN beranggotakan klinisi dan ilmuwan dan bekerja sama dalam bentuk kolaborasi dan riset, pertukaran ilmiah, pendidikan dan pelatihan, penyediaan informasi, survei, dan audit.

AOGIN yang beranggotakan 16 negara Asia Oceania dan Pasifik memiliki misi untuk bekerja sama dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, penyedia layanan kesehatan dan masyarakat dalam mengurangi beban penyakit karena HPV ini.

0 komentar:

Posting Komentar